Workshop Berbagi Pangan: Sharing Praktik Baik Pengelolaan Pangan Berlebih Program Food Sharing Gita Pertiwi

Solo – Tanggal 22 Agustus 2024 Gita Pertiwi bersama beberapa stakeholder berbagi pengalaman tentang program food sharing untuk mengelola pangan berlebih di Kota Surakarta. Workshop tersebut diselenggarakan di Hotel Horizon Aziza Solo dan diikuti oleh 33 peserta dari dinas, perguruan tinggi, pengelola etalase, lembaga sosial, hingga komunitas sosial di Kota Solo. Narasumber dalam kegiatan workshop ini diantaranya Ir. Widiyanto S.P., M.Si., Ph.D. selaku Kepala Pusat Studi Perlindungan dan Pengembangan Petani LPPM UNS, Titik Eka Sasanti selaku Direktur Program Gita Pertiwi, dan Gunawan selaku Carefood Solo. Kegiatan ini juga melibatkan kolaborasi dengan BAPPEDA Kota Surakarta dalam mendiskusikan sistem food sharing yang mendukung implementasi roadmap program kota cerdas pangan dari pemerintah Kota Surakarta.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk inisiasi sistem berbagi pangan guna ketahanan pangan dan gizi Kota Surakarta. Melihat kondisi konsumsi masyarakat saat ini penting adanya penguatan praktik baik food sharing dalam mengelola pangan berlebih di Kota Surakarta. Banyak pangan berlebih yang dihasilkan dari perilaku konsumsi yang tidak bijak masyarakat. Pangan berlebih sendiri adalah pangan yang masih layak untuk dikonsumsi namun berpotensi terbuang begitu saja dan berakhir menjadi sampah pangan di tempat pembuangan akhir.

Pengelolaan pangan berlebih menjadi bagian penting dalam kota cerdas pangan. Pangan berlebih dapat dikelola melalui kegiatan berbagi pangan (food sharing). Kegiatan berbagi pangan sudah massif dilakukan di Kota Surakarta terutama masa pandemi. Namun, pangan yang dibagikan mayoritas pengadaan makanan baru yang dilakukan oleh komunitas maupun takmir masjid. Melalui kolaborasi anak muda dalam satu wadah bernama Carefood program food sharing dilakukan dalam dua model yaitu etalase pangan dan penyelamatan pangan.

Saat ini banyak perusahaan pangan, hotel, catering mulai sadar untuk mengelola pangan berlebihnya. Jika praktek baik ini didukung oleh semua pihak, maka akan memberikan dampah yang besar terhadap ketahanan pangan dan gizi di Kota Surakarta. Sehingga perlu menginisiasi adanya sistem berbagi pangan di kota Surakarta. Oleh karena itu, workshop ini bertujuan untuk inisiasi sistem berbagi pangan untuk ketahanan pangan dan gizi Kota Surakarta.

Dalam Workshop kali ini diskusi banyak menularkan praktik baik yang sudah dilakukan serta penguatan program food sharing kepada peserta. Sebaliknya, peserta juga memberikan banyak masukan untuk sistem dari food sharing agar dapat dilakukan secara kolaboratif.

Materi pertama disampaikan oleh Ir. Widiyanto S.P., M.Si., Ph.D. tentang Kajian Road Map Kota Cerdas Pangan dalam Pilar Manajemen Food Waste. Dalam diskusi ini dipaparkan bahwa Indonesia memiliki master plan pengurangan sisa dan susut pangan hingga 75% pengurangan sampai tahun 2045 dan Kata kunci food waste reduction adalah food culture and regulation. Kebijakan dan kelembagaan pangan perlu diperhatikan oleh pemerintah agar sisa atau susut pangan berlebih dapat dikelola berbasis komunitas di setiap wilayah terutama di Kota Surakarta.

Materi kedua disampaikan oleh Titik Eka Sasanti tentang Urgensi Food Sharing untuk Ketahanan Pangan dan Gizi. Dalam diskusinya Titik mengampaikan apa saja potensi yang dapat diperoleh dari segi ekonomi dan lingkungan dengan adanya food sharing. Melalui food sharing Titik menjelaskan bahwa dapat mengoptimalkan pangan berlebih layak konsumsi (gizi, etika, agama) dari donor pangan terorganisir (personal, lembaga) ke penerima terorganisir seperti panti asuhan, berkebutuhan khusus, masyarakat kurang mampu. Materi ketiga disampaikan oleh Gunawan tentang Praktek Baik Food Sharing dan Upaya Penyelamatan Pangan Berlebih. Gunawan menyampaikan bagaimana praktik food sharing ini bermanfaat dari berbagai aspek seperti ekonomi dengan meningkatkan ketahanan pangan masyarakat, lingkungan dengan pengurangan sampah pangan, sosial dengan menjalin beragam kerjasama dengan jaringan, dan aspek budaya dengan berubahnya kebiasaan masyarakat untuk mengelola sisa pangan layak konsumsi mereka. Gunawan juga menyampaikan kegiatan yang mereka lakukan dalam mengelola pangan berlebih ini. Melalui food sharing ada 4 program food sharing diantaranya berbagi langsung, food recue, etalase berbagi, dan tebus murah.

Share: