Rajin Menggunakan Pupuk Organik Cair (POC),Produksi Padi Petani Desa Kwarasan Meningkat 1 Ton/Hektar.

Penggunaan pupuk organik di era sekarang penting untuk mendukung pertanian berkelanjutan.  Pupuk Organik dapat mengurangi pencemaran lingkungan dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan. Pupuk Organik Cair (POC) merupakan salah satu jenis pupuk organik. POC berfungsi sebagai perangsang tumbuhan terutama pada saat tanaman mulai bertunas atau saat transisi dari fegetative ke generative. Penggunaan pupuk organic terbukti sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik secara kualitas maupun kuantitas (Kementan RI, 2022). Pak Musdiana yang tergabung dalam kelompok Sri Mulyo desa Kwarasan, mengungkapkan hasil panen di lahan sawah miliknya setelah menggunakan POC meningkat sebanyak 1177 kg/Ha (25%). Sebelum menggunakan POC, hasil panen sawah milik Pak Musdiana hanya diangka 4.705 kg/Ha.  Namun setelah rutin menggunakan POC hasil panen padi menjadi 5.882 kg/Ha.

Pak Musidaya (Petani Desa Kwarasan)
Sumber: Gita Pertiwi

Menurut Pak Musdiana (45), selama ini petani masih tergiur dengan penggunaan pupuk kimia yang hasilnya langsung instan terlihat di tanaman seperti warnanya yang langsung terlihat hijau di tanaman sehingga terlihat meyakinkan untuk produksinya. Padahal dengan menggunakan POC hasil produksi padi  tidak kalah atau sebanding hasilnya dengan yang menggunakan pupuk kimia, terlebih lagi sekarang jatah pupuk kimia bersubsidi untuk petani berkurang.

Banyaknya minat penggunaan pupuk kimia di kalangan masyarakat menyebabkan kelangkaan pupuk kimia, sehingga petani merasa kebingungan jika tidak ada stok pupuk kimia. Selain itu, penggunaan pupuk kimia yang berlebihan, memiliki dampak jangka panjang seperti pengerasan tanah, kurangnya sirkulasi air dan udara yang sehingga tanah menjadi tidak subur, pencemaran air yang dapat menggangu ekosistem di dalamnya, serta dapat menggangu kesehatan (Kementan RI, 2022). Melihat situasi dan kondisi tersebut, Gita Pertiwi bersama kelompok tani Sri Mulyo di Desa Kwarasan, Kec. Juwiring, Kab. Klaten mencoba menjawab tantangan yang dihadapi petani dengan pertanian berkelanjutan malalui penggunaan pupuk organic cair (POC NPK Cair dan biosaka).

Pada bulan Juli 2024, Poktan Sri Mulyo bersama Gita Pertiwi praktek membuat POC pengganti NPK dengan menggunakan bahan dasar dari tanaman di lingkungan sekitar seperti rebung bamboo, debok pisang, akar bamboo, daun kelor, daun lamtoro yang dicampurkan dengan air kelapa, air leri, kotoran hewan. POC NPK Cair untuk memicu pertumbuhan tanaman, merangsang pembentukan tunas baru, memperkuat akar dan batang tanaman, dan menghambat nitrogen bebas yang ada di tanah.

Selain membuat POC NPK Cair, kelompok tani juga membuat biosaka atau yang sering disebut oleh petani sebagai “sinyal tanaman”. Biosaka merupakan cairan hayati yang berasal dari ekstrak tanaman untuk merangsang pertumbuhan dan ketahanan tanaman tgerhadap stress lingkungan seperti kekeringan dan serangan hama. Bahan bahan untuk membuat biosaka pun cukup sederhana yaitu dengan memanfaatkan rumput-rumput disekitar lingkungan petani.

Pak Musdiana mempraktekan hasil pembuatan POC NPK cair dan biosaka yang dibuat bersama kelompok dilahannya sendiri dan melihat pertumbuhan tanaman dari waktu ke waktu yang cukup baik.

 “Saya sekarang rutin menyemprotkan POC 10 hari sekali ke lahan sawah pada masa pertumbuhan tanaman, Asalakan kita rutin dan sesuai dosis ternyata hasilnya cukup memuaskan karena saya sudah membuktikannya sendiri di MT 3 lalu.  Selain itu, saya lebih menghemat pengeluaran untuk pupuk karena bahan-bahan untuk POC cukup sederhana dan sekarang saya tidak perlu khawatir jika stok pupuk kimia terbatas, karena sudah ada suplay POC. Hasil berasnya juga enak dan lebih pulen” ungkap Pak Mudiyana.

Penyemprotan Saprotan Organik Oleh Pak Musdiyana
Sumber: Gita Pertiwi

Penggunaan POC membuat Pak Musdiaya mengurangi penggunaan pupuk kimia sampai 55%  dari 588kg/Ha menjadi 323kg/Ha. Sehingga pengeluaran untuk pembelian pupuk kimia juga menurun sebanyak 53% dari Rp. 1.705.882/Ha menjadi Rp.905.882/Ha. Dengan berbagai keunggulan dari penggunaan POC, harapan besar oleh Pak Musidiyana yaitu semoga pengalaman Pak Musidaya mampu menarik minat para petani untuk menggunakan POC demi keberlanjutan lingkungan pertanian dan meningkatkan keuntungan bagi para petani.