Program Hutan Kemasyarakatan
Dalam program ini, konsep SAF dipahami sebagai sebuah sistem pengelolaan lahan dengan berasaskan kelestarian, yang meningkatkan hasil lahan secara keseluruhan, mengkombinasikan produksi tanaman (pohon-pohonan), tanaman hutan, atau hewan secara bersamaan atau berurutan pada unit lahan yang sama dengan menerapkan cara-cara pengelolaan yang sesuai dengan kebutuhan dan tata cara masyarakat setempat. Program ini untuk memperkuat masyarakat desa terpenuhi haknya dalam mengelola sumber daya alam. Sejak 1998, program ini dilaksanakan oleh Gita Pertiwi bekerja sama dengan masyarakat sekitar hutan di Desa Sambeng, Kecamatan Juwangi kabupaten Boyolali yang menjadi wilayah kewenangan Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Telawa, dan di desa Gilis, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan yang menjadi wilayah kewenangan KPH Gundih.
Adapun program yang dilakukan Gita Pertiwi :
Program Hutan Kemasyarakatan Periode : 1999 – 2004
Lokasi : Grobogan, Boyolali
Donor : Ford Foundation
Kegiatan : Pengorganisasian masyarakat hutan dan advokasi kebijakan pengelolaan hutan.
Ada 4 strategi yang dilakukan Gita Pertiwi untuk mencapai tujuan ini, yaitu dengan melakukan orientasi dan pemetaan masalah serta potensi desa yang menjadi daerah dampingan.
Selanjutnya, dengan pengorganisasian kelompok petani sekitar hutan. Selain itu, dengan cara melibatkan masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan. Yang terakhir dengan membangun jaringan antar petani dan stake holder yang lain.
Di tahun 1999, telah dikembangkan model pengelolaan lahan berbasis masyarakat untuk memperkuat kelembagaan. Kegiatan ini dilakukan dengan mengusulkan pemanfaatan lahan perhutani yang dirumuskan bersama anggota tani kelompok hutan (KTH) dengan perhutani. Dari usulan 100 ha lahan percontohan terrealisasi 60 ha lahan di daerah Sambeng. Perolehan lahan garapan ini menjadi titik tolak dalam upaya peningkatan sumber-sumber pendapatan keluarga miskin yang hidup di areal hutan.
