Plastic Free July Celebrations !!! Gita Pertiwi Tularkan Praktik Baik Gunakan Kantong Belanja Guna Ulang dalam Festival Suara Petani

Gita Pertiwi – Peringati Plastik Free July Gita Pertiwi manfaatkan peluang kampanye penggunaan kantong belanja guna ulang non plastik di Festival Suara Petani. Festival yang diselenggarakan di Lokananta Kota Surakarta tersebut menampilkan produk-produk pangan lokal. Gita Pertiwi juga menampilkan produk lokal unggulan dari petani binaan urban dan peri-urban dari Solo Raya. Festival tersebut diikuti beragam kalangan mulai dari anak muda, petani, mahasiswa, aktivis, pengusaha, dan dinas.

Dalam festival tersebut pengunjung dan konsumen diajak untuk menggunakan kantong belanja sekali pakai yang ramah lingkungan. Sebagai aksi Gita Pertiwi gunakan kantong belanja seperti kemasan dari kertas dan kantong blanja dari bahan kain.

Peluang kampanye tersebut diusulkan oleh Titik Eka Sasanti setelah Gita Pertiwi mendapat kesempatan membuka stand untuk pameran pangan lokal urban dan peri-urban dari beberapa kelompok binaan.

“saat pameran produk di Festival Suara Petani nanti sekalian kita kampanye kan kantong belanja dan kemasan tanpa plastik. Jadi bungkus makanan dan kantong belanja jangan pakai plastik, dan bisa dengan kemasan guna ulang.” Ujarnya saat koordinasi persiapan pameran festival suara petani. Titik mengatakan ini menjadi upaya kolaborasi untuk mengedukasi masyarakat dalam mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.

Upaya tersebut dilakukan sebagai bentuk peringatan terhadap Juli tanpa kantong plastik. Terlebih lagi saat ini komposisi sampah plastik semakin meningkat tiap tahunnya. Menurut KLHK komposisi plastik di Indonesia 5 tahun terakhir ini sudah meningkat 3 persen dari 15 persen menjadi 18 persen dari total timbunan sampah yang mencapai 28,578,784.31 ton. Sedangkan komposisi sampah plastik di Kota Bengawan ini sudah mencapai 22,73 persen dari total 137.345,45 ton gunungan sampah.

 Sampah plastik menempati tingkat kedua setelah sampah organik dan menjadi timbunan sampah tertinggi dari sampah anorganik lainnya. Sampah tersebut banyak dihasilkan dari aktivitas ekonomi warga Surakarta terutama plastik sekali pakai seperti kantung plastik, styrofoam, sedotan, sachet, microbeads, dan botol plastik.

Penggunaan plastik sangat terlihat di kawasan-kawasan jual-beli seperti sejumlah pasar yang ada di Kota Surakarta. Penggunaan kantong plastik sudah menjamur setiap harinya, yang dulunya pembeli membawa kantung belanja sendiri dari kain ataupun anyaman rotan sekarang sudah terbuai dengan kantong plastik sekali pakai. Riset yang dilakukan oleh Gita Pertiwi beberapa waktu lalu menunjukan bahwa kantong plastik sekali pakai di sejumlah pasar di Solo mencapai 4.452 buah per-harinya. Sejumlah pasar tersebut antara lain: Pasar Jebres, Pasar Nongko, Pasar Purwosari, Pasar Singosaren dan Pasar Gading.

Belum lagi pasar-pasar dan pusat ekonomi lainnya yang belum adanya peraturan yang membatasi penggunaan kantong plastik sekali pakai. Plastik yang katanya lebih praktis dan murah ini sudah menjadi gaya hidup untuk mengemasi barang belanja. Disisi lain banyak kantong ramah linguae yang juga praktik bahkan dapat digunakan kembali.

Beruntungnya Gita Pertiwi yang mendapatkan kesempatan untuk memamerkan dan menjual produk pangan lokal di festival suara petani ini dimanfaatkan untuk kampanye. Kampanye tersebut dengan mengganti kantong plastik dengan kantong belanja guna ulang kepada para pembeli.

Kampanye yang dilakukan oleh Gita Pertiwi pada festival suara petani tersebut sebagai salah satu contoh praktik baik untuk meningkatkan awareness pelaku usaha dan masyarakat bahwa penggunaan kantong belanja bukan plastik memiliki manfaat yang lebih baik. Selain ramah lingkungan penggunaan kantong belanja kain juga dapat digunakan Kembali sehingga lebih hemat.

Pengunjungpun menyambut baik kampanye yang dilakukan Gita Pertiwi tersebut. Diantara stand produk lain yang lebih memiliki mubadzir dengan penggunaan plastik sebagai kemasan, Gita Pertiwi justru memilih menggunakan kantong bukan plastik sebagai bungkusnya.

“Langkah yang bagus ini pakai kantong belanja kain ini lebih ramah lingkungan, bisa digunakan lagi. Beda kalua pastik susah terurai kan jadi mudah mencemari lingkungan”. Ujar Sri salah satu pengunjung dalam festival suara petani.

Sri juga menambahkan bahwa dengan kemasan dari kertas dan kantong belanja dari kain ini lebih aman untuk makanan dari pada menggunakan plastik.

Selain itu, pengujung yang membawa kantong belanja sendiri dan bukan dari plastik mendapatkan doorprize bermacam-macam. Tujuannya sebagai apresiasi kepada masyarakat yang sudah menerapkan prinsip-prinsip zero waste salah satunya dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.

Share: