Kunjungan Belajar KWT Desa Kemudo ke Kampung Sayur Blederan: Menggali Inspirasi untuk Pengembangan Pertanian Berkelanjutan

Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Kemudo telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam pengembangan sektor pertanian berkelanjutan. Melalui kolaborasi yang terjalin dengan Gita Pertiwi, mereka telah berhasil mengimplementasikan sistem regenerative agriculture dalam budidaya sayuran. Sistem pertanian yang ramah lingkungan ini menjadi landasan penting bagi keberlanjutan produksi sayur di Desa Kemudo. Kolaborasi ini membuka cakrawala baru dalam memahami pertanian yang tidak sekadar berorientasi pada hasil, tetapi juga pada keberlanjutan ekosistem.

Desa Kemudo memiliki 17 Kelompok Wanita Tani (KWT) yang tersebar dalam 13 RW. Ada empat KWT yang difasilitasi langsung oleh program Regenrative Agriculture. Diantaranya KWT Sri Kemuning, KWT Subur Makmur, KWT Setyo Arum, dan KWT Mekar Sari. Dan ada empat KWT yang mulai difasilitasi oleh champion (petani pelopor regenerative agriculture). KWT mengelola kebun bersama yang ditanami aneka jenis sayuran, buah dan empon-empon, seperti sawi, bayam, kenikir, terong, kelor, papaya, pisang, dll.

Penambahan bahan organik dan pengurangan pupuk kimia, pengendalian OPT dengan pestisida nabati atau hayati, serta peningkatan sumber daya manusia menjadi fokus implementasi regenerative agriculture untuk ibu-ibu KWT Desa Kemudo. Dengan memberdayakan ibu-ibu wanita tani, dapat memperkuat ketahanan ekonomi keluarga. Meningkatkan akses KWT terhadap pendidikan, pelatihan keterampilan, dan pemasaran tidak hanya membantu mereka menjadi lebih mandiri secara ekonomi, namun juga memperbaiki pola hubungan gender dalam keluarga dan masyarakat.

Dalam perjalanannya, KWT Desa Kemudo memiliki tujuan yang mulia untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga melalui peningkatan produksi sayuran. Tidak hanya berfokus pada pemenuhan kebutuhan lokal, potensi pasar yang terbentang luas di wilayah Solo, Klaten dan Yogyakarta menjadi peluang yang menjanjikan bagi pengembangan usaha mereka. Dengan kapasitas produksi yang memadai, KWT Desa Kemudo berpotensi menjadi pemasok sayuran yang signifikan di ketiga wilayah tersebut, karena selama ini KWT masih memasarkan pada skala lokal antar warga Desa Kemudo dan sekitarnya. Untuk mewujudkan aspirasi dan cita-cita tersebut, Gita Pertiwi mengambil langkah strategis dengan mengadakan kunjungan belajar ke Kampung Sayur Desa Blederan di Kabupaten Wonosobo. Kunjungan yang dilakukan pada Rabu, 6 November 2024 ini dirancang sebagai wadah pembelajaran dan pertukaran pengalaman dalam pengelolaan budidaya sayuran skala komunitas.

Setibanya di Kampung Sayur Blederan, rombongan KWT Desa Kemudo disambut hangat oleh pengelola setempat. Program kunjungan diawali dengan pemaparan sejarah dan perkembangan Kampung Sayur Blederan yang telah berhasil mentransformasi desa mereka menjadi sentra produksi sayuran yang produktif. Para ibu-ibu KWT mendapat kesempatan melihat langsung berbagai inovasi dalam teknik budidaya seperti budidaya sayur organik mulai dari pengolahan tanah, pembibitan, pemupukan, pemeliharaan, pengelolaan hama dan penyakit, pemanenan, dan pengelolaan pasca panen pada tanaman sayur secara tepat, efektif, dan efisien sehingga mampu meningkatkan produktivitas.

“Dari kunjungan ini kami mendapat tips cara merawat tanaman loncang dan selada agar tumbuh baik dalam meningkatkan produksi. Selain itu, rencana kedepan dari kunjungan ini kami mendapatkan inspirasi untuk memasukkan rencana paket wisata edukasi kedalam program kerja tahun 2025.” Jelas Ambar Anggota Kelompok Wanita Tani Sri Kemuning Desa Kemudo.

Tidak hanya itu, aspek pemasaran menjadi salah satu fokus utama dalam kunjungan ini. Petani Kampung Sayur Blederan berbagi pengalaman tentang strategi membangun jaringan distribusi yang kuat dan cara mempertahankan kualitas produk selama proses pengiriman. Mereka juga membahas pentingnya konsistensi pasokan dan standarisasi produk untuk memenuhi tuntutan pasar terkait sortir, grading, dan pengemasan.

Sesi praktik lapangan memberikan pengalaman berharga bagi anggota KWT Desa Kemudo. Mereka berkesempatan mempelajari secara langsung teknik-teknik budidaya yang efektif, manajemen pascapanen, serta sistem pengemasan yang memenuhi standar pasar. Interaksi langsung dengan para petani sukses di Kampung Sayur Blederan menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi ibu-ibu KWT. Semangat untuk mengembangkan budidaya tidak hanya pada lahan kebun KWT saja, tetapi partisipasi warga perlu dibangun dengan memberikan polybag untuk budidaya di rumah-rumah. “Kedepan KWT tidak hanya terfokus pada lahan bersama tetapi bisa ke warga u memanfaatkan lahan pekarangannya sehingga dapat mewujudkan ketahanan pangan seperti di kampung Blederan. Lebih-lebih KWT dapat menyediakan jasa sebagi paket wisata edukasi dapat berkolaborasi dengan desa Kemudo dan Bumdes Kemudo.” Jelas Ake TP PKK Desa Kemudo.

Di penghujung kunjungan, para peserta melakukan diskusi mendalam tentang rencana pengembangan KWT Desa Kemudo ke depan. Berbagai pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari Kampung Sayur Blederan akan menjadi modal berharga dalam meningkatkan kapasitas produksi dan memperluas jaringan pemasaran. Selain itu, annggota KWT juga mendapatkan inspirasi dan motivasi untuk mengembangkan kegiatan wisata edukasi di Desa Kemudo dengan meningkatkan inovasi dan produksi sayuran.

“Harapannya ada tindak lanjut komunikasi dengan pihak Bumdes dan pemerintah desa bersama KWT agar projek wisata edukasi bisa terlaksana.” Ujar Ambar

Kunjungan belajar ini merupakan langkah penting bagi KWT Desa Kemudo dalam mewujudkan cita-cita mereka sebagai produsen sayuran yang berkelanjutan. Dengan semangat baru dan wawasan yang diperkaya, mereka siap mengembangkan potensi pertanian di desanya, meningkatkan kesejahteraan anggota, dan berkontribusi pada ketahanan pangan di wilayah Klaten dan Yogyakarta. Di balik praktik budidaya KWT Desa Kemudo, tersimpan filosofi mendalam tentang harmoni antara manusia dan alam. Mereka membuktikan bahwa pertanian regeneratif bukan sekadar tren, melainkan jalan hidup yang membawa keberlanjutan. Kini, dengan fondasi kuat dalam praktik pertanian berkelanjutan, para perempuan tangguh ini siap mengembangkan sayapnya lebih luas. Dari ladang-ladang hijau Desa Kemudo, mimpi tentang ketahanan pangan dan kelestarian lingkungan terus bertumbuh, menginspirasi generasi muda dalam praktik pertanian berkelanjutan.

Share: