Kenalkan Tenun Pada Anak

P1000485

Memperkenalkan sesuatu yang positif sejak dini menjadi hal yang penting bagi perkembangaan kecerdasan anak. Begitu juga dengan kegiatan outing yang dijalankan TK IT Mutiara persada Bayat, Klaten. Hari Rabu, 25 Mei 2011, rombongan anak-anak tiba di lokasi belajar yakni Desa Tlingsing Cawas sekitar jam 08.00 pagi. Kedatangan rombongan yang berjumlah 85 anak tersebut membuat suasana semakin ramai, terlebih sambutan dari masyarakat sekitar yang cukup ramah dan semangat. Kegiatan outing ini dilakukan dalam rangka pengenalan lingkungan dan usaha tenun pada anak. Bagaimana anak-anak dikenalkan proses pembuatan kain tenun dari awal sampai akhir, ungkap Yani, koordinator pengajar TK IT Mutiara Persada.

Kegiatan yang dikenalkan pada anak-anak meliputi proses pewarnaan benang dengan menggunakan pewarnaan alami dari daun mangga, kayu secang dan kulit mohoni. Anak-anak juga di perkenalkan dengan penguncian agar warna itu tidak luntur. Anak-anak terlihat antusias dan berebut untuk mencoba praktek mencelup benang sendiri secara bergantian. Setelah itu dilanjutkan anak-anak praktek untuk penjemuan benang setelah proses pewarnaan, pada pengenalan proses tenun seperti ngeklos yakni memintal benang setelah diwarna ke kletek, mallet, proses sekir yakni untuk membuat motif/corak dan proses tenun atau sering dikenal dengan ngogleg. Para pengajar dan anak-anak melihat dengan takjub bagaimana dari rangkaian benang diolah menjadi lembaran kain tenun. Proses yang luar biasa rumit bagi yang belum terbiasa. Perjuangan para pengrajin yang masih konsisten pada usaha tenun yang turun temurun ini. Kalau tidak nenun, mau usaha apa mbak?” ungkap Sri Lestari salah satu pengrajin tenun Tlingsing. Memang hampir sebagian besar pengrajin tenun adalah kaum perempuan. Selain melihat proses tenun anak-anak juga dikenalkan bagaimana produk tenun dapat diolah menjadi kreasi modifikasi berupa tas, dompet, tempat pensil, tutup galon dan aneka busana.

Selama kegiatan outing berlangsung anak-anak terlihat senang karena bisa melihat dan praktek langsung produksi membuat tenun. Dikatakan puas, dari tanggapan para pengajar menyampaikan respon yang baik, senang karena anak-anak juga senang bisa belajar tenun. Yang pada awalnya tidak mengetahui proses pembuatan kain tenun lurik sekarang menjadi lebih mengetahui serta bisa menjadi ajang promosi bagi ayah ibu/wali murid di rumah masing-masing. Kegiatan ini diharapkan menjadi ajang positif bagi anak-anak agar dapat menghargai upaya dari para pengrajin khususnya pengrajin tenun lokal.( Anies Z. & Surati)

I have never www.pro-essay-writer.com/ seen this level of anger and hostility
Share: