Wujudkan Padi Sehat Gita Pertiwi Berkolaborasi Bersama Tim MBKM UNS Dalam Pelatihan Pembuatan Asap Sekam Cair
Klaten – Gita Pertiwi kolaborasikan perwujudan budidaya padi sehat dengan anak muda dari Tim MBKM UNS melalui pemberdayaan petani untuk mengolah asap sekam cair. Budidaya yang lebih organik mendukung kualitas padi yang lebih sehat dan menjadi daya tarik untuk konsumsi masyarakat. Potensi pasar terbuka untuk padi sehat dapat meningkatkan ekonomi keluarga petani dan menciptakan lingkungan yang berkelanjutan. Asap sekam cair memiliki beberapa kegunaan dalam membantu petani dalam proses budidaya (7/05/2024).
Asap sekam cair dalam budidaya padi sehat sangat membantu petani dalam pengurangan bahan kimia dalam proses budidaya padi. Kegunaan lain juga dirasakan petani untuk memberantas hama tanaman.
“Tidak hanya berfungsi sebagai pupuk saja tetapi asap sekam cair juga dapat dimanfaatkan sebagai pestisida yang ampuh.” Jelas Lilik sebagai fasilitator petani KOMPAK di Klaten.
Asap sekam cair dapat menjadi solusi inovatif bagi petani di sawah, khususnya bagi mereka yang menghadapi tantangan seperti tanah yang miskin nutrisi dan penggunaan pupuk kimia yang berlebihan. Lilik juga menuturkan selain banyak kegunaan bagi budidaya, asap sekam cair ini juga hemat biaya.
“Takaran buat asap sekam cair ini terbilang hemat karena dengan setengah gelas bisa untuk 1 tangki 17 literan.” Sambung Lilik. Asap sekam cair ini memiliki manfaat untuk meningkatkan kualitas tanah, menetralisir asam tanah, mengontrol pertumbuhan tanaman, serta mempercepat pertumbuhan pada akar, batang, umbi, daun, daun, bunga, dan buah. Lilik juga menjelaskan proses dan bahan pembuatan mudah dilakukan oleh petani karena menggunakan bahan yang mudah ditemukan mereka.

“Pembuatan asap sekam cair ini cukup mudah, hanya dengan membakar sekam padi nantinya asap pembakaran akan masuk ke pipa untuk kemudian dialirkan ke pipa pendingin sehingga nantinya akan dihasilkan asap cair yang menetes pada akhir proses ini.” Jelas Lilik.
Pak Lilik juga menuturkan asap sekam cair ini memiliki kandungan utama fenol, asam karbamadat, asam propionat, asam asetat, asam dodekanoat, asam miristat, asam palmitat, dan asam butirat. Kandungan utama tersebut memiliki peran menghambat pembentukan spora, menghambat pertumbuhan bakteri dan fungi, serta bersifat antifeedant (penghambat makan) bagi hama sehingga sangat ampuh digunakan sebagai fungisida dan pestisida.
Bagi petani di Desa Wangen, fasilitasi pembuatan asap sekam cair dari Gita Pertiwi dan Tim MBKM UNS ini membantu mereka dalam mempercepat pertumbuhan padi dan memberantas hama yang saat ini mengganggu budidaya padi.
Gita Pertiwi dan Tim MBKM UNS memiliki tujuan yang sama untuk mendampingi petani guna mewujudkan padi sehat untuk konsumsi masyarakat Indonesia. Selain itu, Tim MBKM UNS juga mendapat pengalaman baru dalam program-program pemberdayaan petani yang didapatkan melalui kolaborasi Bersama Gita Pertiwi “Bagi saya dan temen-temen magang lain, adanya praktek pembuatan asap sekam cair ini menjadi pengalaman baru bagi kami dan nantinya bisa menjadi bekal saat kami terjun langsung ke petani. Dari praktek pembuatan asap sekam tersebut kita bisa tau apa saja bahan bakunya, bagaimana proses pembuatannya, bagaimana cara kerja alatnya, serta tau apa manfaat dan kandungan utama dari asap sekam cair tersebut sehingga ampuh digunakan sebagai pupuk, fungisida, dan pestisida. Pada intinya praktek ini menambah wawasan dan memperkuat pemahaman kami mengenai asap sekam cair dan harapannya ilmu yang kami dapat ini bisa kami sebarluaskan.” Jelas Fitriya sebagai Tim MBKM UNS.