Penggunaan Pestisida Rumah Tangga, Musuh Dalam Selimut

Kedaulatan Rakyat 6 Desember 2007

Pestisida

 

SOLO (KR) – Ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan pestisida rumah tangga semakin terasa, sementara di antara mereka banyak yang belum memahami cara pemakaian yang benar. Akibatnya, tak sedikit masyarakat pengguna yang terkena dampak negatif dari pemakaian berbagai produk pestisida rumah tangga seperti obat nyamuk, pengusir kecoa dan sebagainya.

“Kami memperoleh data bahwa dampak pestisida rumah tangga terhadap kesehatan sekitar 62 persen mengalami gangguan pernafasan, 52 persen merasakan batuk, 18 persen sakit kepala dan 3 persen lainnya bintik-bintik pada kulit,” jelas Sri Wahyuningsih dari Yayasan Lembaga Masyakarat Gita Pertiwi yang belum lama ini melakukan penelitian ‘bahaya pestisida rumah tangga, musuh dalam selimut’ di wilayah Surakarta.

Menurutnya, masyarakat tidak terbiasa membaca aturan pemakaian yang tertera pada label produk. Padahal itu penting untuk mengetahui informasi gambaran produk secara menyeluruh. “Dari 100 konsumen yang kami temui secara langsung 59 persen menyatakan tidak pernah membaca setiap membeli pestisida rumah tangga”.

Besaran dana yang dipakai untuk berbelanja pestisida rumah tangga cukup bervariasi. Bagi yang mengeluarkan Rp. 10 ribu – Rp. 50 ribu, sekitar 54 persen, lainnya ada yang kurang dari Rp. 10 ribu dan lebih dari Rp. 50 ribu. Produk pestisida rumah tangga dengan mudah dibeli di toko-toko maupun swalayan.

Sri Wahyuningsih mengatakan sebenarnya untuk menghindari dari gigitan nyamuk, mengusir semut dan sebagainya tidak harus dengan pestisida. Ada berbagai cara pengendalian hama pengerta yang ada di rumah tangga yang jauh lebih aman dan tidak menimbulkan masalah. “Penanganan alternatif ini juga kami temukan di daerah penelitian”, paparnya.

Untuk pengendalian nyamuk, lanjutnya, ada yang tetap memakai kain kelambu pada tempat tidurnya, kemudian raket nyamuk dan bunga lavender. Untuk pengendalian semut diberi daun sirih pada tempat yang diinginkan. “Bisa juga memakai daun sere atau kunir. Untuk penggunaan kunir atau kunyit ditumbuk dan dicampur air baru disiramkan di tempat yang ada semutnya.”

Sementara untuk pengendalian kecoa ada yang menggunakan pandan wangi, akar wangi atau kapur barus.

Sedangkan pengendalian kutu ayam dengan cara ditaburi tembakau. Untuk mengusir rayap diberi minyak tanah atau oli bekas. “Cara alternatif ini masih bisa digali lagi, sehingga masyarakat kita tidak tergantung dengan pestisida rumah tangga yang memiliki dampak negatif terhadap kesehatan,” tambahnya. (Qom/Ths) – m

Since the board announced the plans for a transported here new framework, which was drafted by the washington-based american institutes for research, members have struggled to balance the need for change with the importance of maintaining trend data
Share: