Laboratorium Karang Lo Lahirkan Ragam Inovasi Pertanian
Perkembangan teknologi tentu menjadi bagian yang penting dari kemajuan sebuah bidang termasuk pertanian. Namun, hal itu tidak serta merta dapat berjalan tanpa diiringi dengan perkembangan kapasitas petani. Bayangkan ketimpangan yang akan terus berlangsung apabila petani hanya menjadi konsumen dari inovasi atau teknologi baru tanpa mendapat kesempatan untuk ambil bagian dalam proses perkembangannya. Keuntungan yang diperoleh petani akan berbanding jauh dengan keuntungan yang diperoleh perusahaan besar yang terus mencekoki petani dengan inovasi dan teknologi baru sehingga kemiskinan akan terus melekat pada profesi petani. Oleh karenanya, petani sebagai pelaku lapangan selayaknya diberi porsi yang lebih banyak untuk mendapat kesempatan belajar bersama-sama dalam sebuah wadah yang dapat memacu mereka untuk terus berinovasi sehingga memberikan kontribusi terhadap perkembangan pertanian.
Berangkat dari pertimbangan tersebut, Gita Pertiwi bersama PT. TIV Klaten mendirikan laboratorium lapang petani sebagai wadah untuk para petani lokal mengasah pengetahuan dan kemampuan mereka. Laboratorium lapang yang berada di tengah hamparan sawah ini terletak di Desa Karang Lo, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten. Berada di tengah masyarakat petani yang aktif mengelola lahan pertanian, laboratorium ini menjadi wadah strategis bagi petani sekitar untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuan. Berbagai kegiatan rutin yang diikuti oleh banyak petani menunjukkan tingginya tingkat partisipasi dan kemauan petani untuk lebih aktif dan berdaya. Sejak aktif pada bulan November 2013, kegiatan penelitian yang diselenggarakan bersama petani diantaranya adalah.
Uji coba pengaruh pupuk cair dan pestisida botani pada produksi padi. Uji coba ini menggunakan asap sekam cair dan asap tempurung kelapa. Sementara untuk pupuk alami yang digunakan adalah Pupuk Organik Cair (POC) dan pestisida botani.
Pembiakan burung hantu Tyto alba sebagai pengendali alami tikus di lahan padi. Seperti diketahui bahwasanya burung hantu adalah musuh alami dari tikus sawah yang merupakan hama padi. Sayangnya perkembangan burung hantu saat ini semakin berkurang salah satunya karena perburuan yang dilakukan manusia. Itulah sebabnya diperlukan pengembangbiakan burung hantu.
Pemurnian benih padi lokal. Hasil panen padi yang besar dipengaruhi oleh penggunaan bibit padi yang unggul. Nah, pada pelatihan ini, para petani diberikan pelatihan agar bisa memilih maupun membuat benih padi unggul dengan benih padi lokal.
Pengembangan musuh alami dan pestisida untuk Pengendalian hama wereng di lahan padi. Hal lain yang berpengaruh terhadap keberhasilan panen padi adalah tidak adanya hama wereng yang menyerang. Oleh karena itu, para petani diberikan pelatihan untuk membuat pestisida alami yang lebih aman daripada penggunaan pestisida kimia.
Seperti pada kegiatan lain yang dilakukan oleh Gita Pertiwi, kegiatan di laboratorium Karang Lo melibatkan petani tidak sebagai obyek tetapi justru subyek sehingga petani mendapatkan porsi yang lebih untuk berpartisipasi secara aktif. Petani belajar di lahan, menganalisa dan membuat keputusan. Hal ini tentu menjadi aspek penting yang turut mempengaruhi keberlanjutan program serta mempengaruhi tingkat kemandirian petani dalam hal pengelolaan lahan pertanian. Meningkatnya kemandirian petani yang menjadi penerima manfaat dari kegiatan ini telah memberikan kontribusi yang signifikan. Salah satunya, terlihat dari tercukupinya kapasitas petani untuk dapat memilih benih padi baru yang akan ditanam melalui kegiatan SL benih padi tanpa harus termakan iklan yang digembar-gemborkan oleh perusahaan besar penyedia benih. Di kemudian hari, tidak hanya kemandirian petani yang meningkat namun juga penghasilan petani.