Tips Penanganan Alami Terhadap Lahan Asam

Lahan Asam

Pernahkah mengalami penurunan hasil panen? Jika iya, penting adanya untuk mengecek tingkat keasaman tanah. Bisa jadi, penurunan hasil tersebut dikarenakan tanah terlalu asam. Sudah menjadi rahasia umum bahwa tingkat keasaman tanah berpengaruh banyak terhadap produktifitas tanaman termasuk tanaman padi. Lahan yang terus ditanami tanaman tanpa henti akan menyebabkan sifat tanahnya menjadi asam. Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ didalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Atau dengan kata lain, tanah menjadi asam ketika kekurangan Kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO). Nah, bagaimana cara memastikan bahwa tingkat keasaman tanah diatas normal? Mudah saja, cukup gunakan kertas lukmos atau alat pengecek pH tanah yang banyak dijual. Perlu diperhatikan juga bahwa tanah yang masam biasanya memiliki ciri berbau busuk, permukaan air seperti ditutupi lapisan karat besi, dan banyak tumbuh lumut.

Mengapa sebenarnya hal ini dapat terjadi? Terdapat sedikitnya 6 penyebab utama yang banyak dijumpai di Indonesia yakni: curah hujan tinggi; adanya pupuk pembentuk asam yang kebanyakan merupakan pupuk kimia atau nitrogen seperti Urea; drainase yang kurang baik; adanya unsur yang berlebihan seperti Aluminium, Besi dan Tembaga; pola penanaman yang berulang terus menerus atau homogen; dan proses dekomposisi bahan organik yang kerapkali dijumpai pada tanah gambut. Jika, hal ini tidak segera ditangani maka akan timbul berbagai masalah baik pada tanaman ataupun tanah. Tanah yang masam dapat menyebabkan penurunan ketersediaan unsur hara bagi tanaman, meningkatkan dampak unsur beracun dalam tanah, penurunan hasil tanaman, lebih rentan hama, tanaman tidak mau beranak, mempengaruhi fungsi penting biota tanah yang bersimbiosis dengan tanaman seperti fiksasi nitrogen oleh Rhizobium.

Guna mengatasi hal tersebut, maka kali ini Gita Pertiwi berbagi cara dan tips alami yang sudah banyak dipraktekkan oleh petani. Tentu, karena cara-caranya cenderung alami maka biaya yang dibutuhkan pun tidak banyak.

1. Penggunaan Kapur/Dolomit

Kapur Lahan Asam

Kapur telah lama dikenal sebagai bahan yang berfungsi baik untuk mengembalikan kadar pH tanah menjadi normal. Lalu bagaimana cara menggunakannya? Pertama-tama, sediakan kapur bekas bangunan dan rendam kemudian sisihkan ampasnya. Akan lebih baik jika ampas tersebut dicampur dengan abu atau pupuk kandang untuk hasil lebih maksimal. Biasanya setiap 30 kg kapur dapat digunakan untuk lahan seluas 1500 m2. Setelah siap, taburkan campuran kapur dan abu/pupuk kandang tersebut di tanah. Sangat disarankan untuk menaburkan kapur sebelum jam 9 pagi untuk hasil yang optimal.

2. Penggunaan Fermentasi Urine Sapi dan Air Kelapa

Fermentasi Urine

Fermentasi urine sapi dan air kelapa memang tidak sepopuler kapur namun hasilnya tidak kalah bagus. Untuk membuat fermentasi ini, ada beberapa hal yang perlu disiapkan diantaranya 15 liter urine sapi, 5 liter air kelapa dan 1,5 liter tetes tebu. Campurkan seluruh bahan tersebut dan biarkan proses fermentasi berjalan selama dua minggu. Setelah proses fermentasi selesai, maka akan dihasilkan kurang lebih 20 tangki cairan fermentasi yang bisa digunakan pada lahan seluas 7500 m2. Seperti pada penggunaan kapur, penyiangan tanah dengan cairan ini juga harus dilakukan pada pagi hari sebelum jam 9 pagi.

Cukup mudah, bukan? Selamat mencoba! Salam Organik.

We’re also interested in the attitudinal, affective side of research paper writing service at https://midnightpapers.com all this, ms
Share: