Peringatan Hari Keamanan Pangan Sedunia 2021 “Safe Food Today for a Healthy Tomorrow”

Memperingati hari keamanan pangan sedunia pada tanggal 7 Juni dan hari media sosial Indonesia pada tanggal 10 Juni, Gita Pertiwi bekerjasama dengan Loka Pengawas Obat Makanan (POM) Surakarta, Solopos FM, Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Kota Surakarta dan Rikolto mengadakan kegiatan Live Talkshow dan Workshop Keamanan Pangan. Tema yang diusung adalah “Safe Food Today for a Healthy Tomorrow”. Acara berlangsung pada Kamis, 10 Juni 2021 dan bertempat di Hotel Indah Palace, dengan turut mengundang sejumlah kepala sekolah dan pengelola kantin sekolah yang menjadi pusat pembelajaran sekolah sehat, komunitas berbagi pangan (Konpasera, Carefood, SIBAT Joyosuran), Kelompok Wanita Tani (KWT), dan Dinas Kesehatan Kota Surakarta. Kegiatan ini dilakukan demi mendukung komitmen Pemerintah Kota Surakarta yang telah bergabung dalam Milan Urban Food Pact dan Glasgow Food and Climate Declaration.  Dua dokumen tersebut memuat komitmen pemerintah daerah untuk mewujudkan kebijakan sistem pangan yang tangguh,  terpadu dan berkelanjutan.

Acara dipandu oleh Noer Atmaja dari Solopos FM dan menghadirkan tiga orang narasumber yang berkompeten di bidangnya. Tiga narasumber tersebut adalah Bapak  Yogi Abasa Matara., SSi., Apt (Kepala Loka POM Surakarta), Ibu drh. Evy Nurwulandari (Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Kota Surakarta) dan Ibu Titik Eka Sasanti (Direktur Program Gita Pertiwi).

Gambar 1, Foto narasumber dan moderator dalam talkshow

Acara diawali dengan talkshow mengenai pentingnya kesadaran akan keamanan pangan dan pola konsumsi menu pangan sehat di lingkungan keluarga maupun sekolah.  Prinsip menu pangan sehat tersebut dikenal dengan istilah Pangan Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA). Masing-masing narasumber memaparkan topik yang berbeda dalam talkshow. Pak Yogi lebih banyak menyampaikan peran Loka POM terhadap pengawasan makanan yang beredar di kota Solo. Hasil yang didapat adalah masih banyak makanan mengandung bahan tambahan berbahaya seperti borax, pewarna pakaian (rodhamin) dan pengawet (formalin). Bu Evi menyampaikan lebih pada ciri-ciri PPAH (produk pangan asal hewan). Lalu, Bu Titik memaparkan tentang kemasan pangan.

Usai talkshow, acara dianjutkan dengan workshop pengujian pangan, dimana peserta diajak untuk mempraktekkan langsung pengecekan bahan pangan. Yang pertama adalah pengujian pangan olahan oleh Loka POM. Pengujian menggunakan teskit dan sampel yang sudah disediakan. Ada 4 sampel yang diuji, yaitu mie, kerupuk, ikan asin, dan bleng. Hasilnya mie dan ikan asin positif formalin, kerupuk positif rhodamin B, dan bleng positif boraks. Yang kedua adalah pengujian pangan segar oleh Distan KPP. Pengujian meliputi ikan dan beberapa jenis daging. Narasumber turut melibatkan peserta untuk mengetahui cara memilih daging dan ikan yang baik. Peserta juga diminta untuk membedakan jenis daging (sapi, kambing, ayam, dan babi) dengan menjelaskan ciri masing-masing daging.

Gambar 2. Pengujian menggunakan testkit dan sampel pangan olahan oleh Loka POM

Gambar 3. Pengujian pangan segar dengan melibatkan peserta
Share: